Sehubungan dengan hari peringatan perempuan internasional tersebut, maka lembaga-lembaga peduli perempuan mengadakan kegiatan diskusi-diskusi refleksi pergerakan perempuan di Sultra dengan mengambil tema “ Memperkuat Gerakan Perempuan dalam Merespon Persoalan yang dialami oleh Perempuan di Sulawesi Tenggara".
Keberadaan perempuan juga masih terpinggirkan didalam lembaga-lembaga produk proses politik, kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Seperti yang diutarakan Ibu Dewi perwakilan dari Ibu PKK “saya berharap posiandu mendapat intensif terhadap anak-anak yang kekurangan gizi” ujarnya. Ibu Emi juga mengatakan bahwa “ada dana dari BOK di puskesmas untuk mengatasi masalah-masalah di puskesmas, karena 2,6 juta% angka data perempuan meninggal melahirkan akibat dari kurangnya ekonomi di masyarakat” ungkapnya.
Dari hal itu, lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi keperempuanan membuat program gratis siaga kesehatan buat semua ibu melahirkan, tetapi mempunyai batas-batas tertentu seperti, membatasi jumlah anak yang dilahirkan. Dan dari Dinas Kesehatan juga adalah penerima anggaran kelima terbesar menncapai 6,8%. Dalam kegiatan tersebut mereka membuat isu-isu dan rekomendasi tentang : perempuan dan linkungan, buruh migran perempuan, kesehatan, politik, ekonomi dan perempuan, dan sebagainya. (Yusmawati Tridharma FM)