Recent Posts

Selasa, 11 Januari 2011

Proses Belajar Mahasiswa Stain Kendari Terhambat

BARUGA - Tanggal  4 Desember 2011 merupakan hari  sangat merugikan buat mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kendari. Mengapa tidak…? hari tersebut  para dosen dan staf  STAIN Kendari lebih mengutamakan kegiatan game yang dilaksanakan oleh Pembantu Ketua III dikampus ini.  Proses pembelajaran 30 % terhambat dan bahkan perpustakaan tutup dalam beberapa waktu hingga kegiatan  itu selesai.

Dalam pelakanaan kegiatan pembelajaran para dosen sudah tidak memperhatikan tugas yang seharusnya menjadi  tanggung jawabnya begitupun dengan para staf  kampus  Dimana  fungsi dan tanggung jawabnya  melayani para mahasiswa sudah tidak dilaksanakan lagi. Kegiatan game ini dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Desember 2011 dan dimulai dari  kurang lebih pukul delapan dan berakhir hingga Pukul 12.00 waktu setempat.  pada waktu yang sama para mahasiswa memiliki hak untuk menuntut ilmu kepada para dosen. Tetapi,  sangat menyayangkan ialah yang seharusnya dosen  memberi materi kepada para mahasiswa sudah tidak dapat memberikan materi dan para dosen ini lebih mengutamakan game dari pada melaksanakan apa yang menjadi tugasnya.

Menurut salah satu dosen mengatakan bahwa “kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud menyambut pelaksanaan wisuda”.  Dari pernyataan dosen diatas ada juga yang kontradiksi dengan pelaksanaan kegiatan itu. Dia mengatakan “sebenarnya para panitia itu tidak seharusnya mengadakan pada waktu perkuliahan sebab itu akan berakibat bagi Mahasiswa STAIN Kendari dalam proses belajar mengajar”  dan Dia mengatakan juga  “panitia tidak mampu mencari waktu yang baik”. Bahkan sebagian Mahasiswa STAIN Kendari mengatakan hal yang sama apa yang dikatakan oleh dosen yang kontra dengan kegiatan yang dimaksud. (Efan Forum Bumi)

Minggu, 09 Januari 2011

Air Tawar Harapan yang Tak Pernah Terwujud

SAPONDA -  Jangan berharap Anda akan mengkonsumsi air yang rasanya benar-benar tawar jika berkunjung ke Pulau Saponda, Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe. Sulawesi Tenggara.Untuk mendapatkan air yang layak minum, penduduk setempat terpaksa harus menyeberang ke Desa Mekar yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan perahu bermotor yang disebut katinting.
Bagi mereka yang tak memiliki katinting, terpaksa memanfaatkan air hujan dan sumur galian yang rasanya payau untuk kebutuhan minum, memasak dan MCK. Hal inilah yang mendorong Pemerintah Kabupaten Konawe untuk memberikan bantuan kepada masyarakat Saponda berupa proyek penyulingan air laut menjadi air tawar melalui Dinas Pekerjaan Umum pada tahun 2005. Proyek ini diharapkan dapat membantu permasalahan air bersih yang dihadapi warga pulau yang berpenduduk sekitar 1800 jiwa ini, yang terkadang merenggut korban karena diare.

Lima tahun telah berlalu. Tapi proyek bernilai Rp.40 juta rupiah ini tak juga kunjung menunjukkan hasil. Bangunannya terbengkalai begitu saja dan kini menjadi sarang nyamuk yang meresahkan warga yang rumahnya bersebelahan dengan bangunan bercat biru itu.

Menurut Herdin, Kepala Desa Saponda Darat pemerintahnya pernah mengajukan proposal kepada pihak yang berwenang agar proyek tersebut bisa dilanjutkan lagi. Tapi sampai saat ini belum juga ada realisasinya.

“Kami telah mengajukan proposal kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bupati Konawe agar proyek ini bisa dilanjutkan lagi. Kita menunggu saja. Mudah-mudahan cepat terealisasi,” kata Herdin menutup percakapan saat ditemui di Desa Bokori Sabtu (28/8) pagi.

Mengkonsumsi air tawar tanpa harus menyebrang ke daratan yang menjadi harapan semua warga Saponda, kini hanya tinggal harapan saja. Entah kapan akan terwujud. (Rasal Pst)

BTricks

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger