Recent Posts

Senin, 28 Februari 2011

Abrasi Pantai Sombano

KALEDUPA - Penebangan pasir pantai Sombano makin luas, hingga di beberapa titik yang tertinggal hanyalah bebatuan. Kondisi sumber daya alam di desa Sombano kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi yang semakin kritis mendorong beberapa warganya membentuk kelompok peduli lingkungan One Moolu.
Hal ini di uraikan oleh Kamil Ketua kelompok One Moolu."sombano merupakan desa yang kaya akan sumber daya alam,sayangnya sikap individualisme dan kurang pedulinya masyarakat membuat kondisisumber daya alam itu makin terancam. Oleh sebab itulah kami membentuk kelompok Peduli Lingkungan ini" tuturnya.

Kelompok yang di bentuk pada tanggal 10 juli 2010 ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya pengelolaan sumber daya alam secara bersama di desa Sombano. Dalam rangka mencapai tujuannya, Kelompok One Moolu telah melakukan berbagai kegiatan seperti: penanaman pohon Bakau dan Bintagor di sekitar pantai Sombano, pemasangan tanda pelarangan untuk mengambil pasir dan penebangan bakau, juga pembuatan bendungan serta pembersihan pantai.

Pertemuan rutin dilakukan tiga kali setiap bulannya. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan mereka, berbagi informasi sesama anggota serta merencanakan kegiatan kelompok berikutnya. Setiap bulan mereka menargetkan harus ada aksi nyata yang dilakukan dilapangan.

Meski hanya bermodal patungan tetapi kelompok ini tetap bersemangat untuk memelihara dan menjaga sumber daya alam desanya. Mereka secara bergantian menjadi tuan rumah untuk pertemuan kelompok. Dengan cara inilah mereka menggugah kepedulian masyarakat lainnya untuk peduli pada kelestarian sumber daya alam. Jika pada awalnya hanya 16 orang yang bergabung maka saat ini sudah 21 orang.

Beberapa kegiatan yang menjadi agenda kelompok One Moolu kedepan antara lain, melakukan penanaman pohon di sekeliling bendungan dan koordinasi dengan pemerintah desa untuk mendorong terbitnya peraturan desa tentang Pelarangan pengambilan pasir dan penebangan bakau di desa Sombano.

Salah seorang anggota kelompok One Moolu, Roman berharap peraturan desa ini segera terbit karena selain penting bagi masyarakat juga akan menjadi dasar yang kuat bagi kegiatan-kegiatan mereka, "akan lebih efektif tanda pelarangan yang kita pasang jika di dukung dengan peraturan desa (perdes) katanya. (Vatallolo Fm) 

Taman Bawang Merah Pajam

KALEDUPA - Tak ada lagi hamparan kebun bawang menghijau terbentang di bukit Watiro ntiro Desa Pajam Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi.


Pajam adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Kaledupa Selatan yang terkenal dengan pertanian bawangnya. Sudah berpuluh tahun masyarakat desa ini menjadi petani bawang dan menyuplai kebutuhan bawang untuk pulau Kaledupa bahkan tidak jarang hingga pulau lain di Wakatobi.


Namun sudah tiga tahun terakhir ini petani bawang di Desa Pajam tidak menanam bawang lagi, bahkan untuk kebutuhan rumah tangganyapun mereka harus membeli dengan harga Rp. 30.000/ liternya. Padahal ketika mereka masih menanam bawang harganya hanya berkisar antara Rp. 8.000 hingga Rp. 10.000/ liter.


Serangan hama penyakit yang menyerang tanaman bawang para petani dari tiga tahun lalu telah mematikan usaha mereka. Betapa tidak hanya dalam waktu tiga hari hama itu mampu menghancurkan keseluruhan tanaman bawang.


Jaharudin (35 Thn) salah seorang petani bawang menyatakan bahwa serangan hama ini mulai nampak ketika tanaman bawang sudah berumur antara 40-45 hari, setelah usai di beri pupuk untuk kedua kalinya. Bawang yang terserang sangat mudah dapat di kenali dengan melihat daunnya yang layu dan batangnya Kaku. Dalam waktu 2-3 hari tanaman bawang akan tampak seperti terbakar, akibatnya isinya membusuk.


Berbagai upaya telah dilakukan oleh petani, diantaranya adalah melaporkan kejadian ini kepada pemerintah desa dan instansi terkait, sayangnya hingga saat ini belum ada tanggapan dari mereka. Selain itu juga para petani membiarkan tanah bekas lahan pertanian mereka untuk di hutankann dengan tujuan untuk mengembalikan kesuburannya selama 2 tahun (4 musim tanam) akan tetapi setelah di tanami hasilnya tetap sama. Adapula yang berusaha dengan membuka lahan baru.


Keiginan untuk tetap bertani bawang masih sangat besar, namun ada keraguan jangan sampai hasilnya akan sama. Ketersediaan bibitpun menjadi kendala karena harga bawang yang tinggi dan kualitasnya yang di ketahui petani.


Untuk menutupi kebutuhan hidupnya ibu-ibu petani bawang di Pajam beralih profesi sebagai pengrajin tenun. Meski pada awalnya tenun hanyalah pekerjaan sambilan, kini mereka menjadikannya sebagai profesi utama. Lahan yang dulunya di tanami bawangpun kini di tanami umbi-umbian seperti kano, ubi kayu dan ubi jalar.KALEDUPA - Tak ada lagi hamparan kebun bawang menghijau terbentang di bukit Watiro ntiro Desa Pajam Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi.


Pajam adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Kaledupa Selatan yang terkenal dengan pertanian bawangnya. Sudah berpuluh tahun masyarakat desa ini menjadi petani bawang dan menyuplai kebutuhan bawang untuk pulau Kaledupa bahkan tidak jarang hingga pulau lain di Wakatobi.


Namun sudah tiga tahun terakhir ini petani bawang di Desa Pajam tidak menanam bawang lagi, bahkan untuk kebutuhan rumah tangganyapun mereka harus membeli dengan harga Rp. 30.000/ liternya. Padahal ketika mereka masih menanam bawang harganya hanya berkisar antara Rp. 8.000 hingga Rp. 10.000/ liter.


Serangan hama penyakit yang menyerang tanaman bawang para petani dari tiga tahun lalu telah mematikan usaha mereka. Betapa tidak hanya dalam waktu tiga hari hama itu mampu menghancurkan keseluruhan tanaman bawang.


Jaharudin (35 Thn) salah seorang petani bawang menyatakan bahwa serangan hama ini mulai nampak ketika tanaman bawang sudah berumur antara 40-45 hari, setelah usai di beri pupuk untuk kedua kalinya. Bawang yang terserang sangat mudah dapat di kenali dengan melihat daunnya yang layu dan batangnya Kaku. Dalam waktu 2-3 hari tanaman bawang akan tampak seperti terbakar, akibatnya isinya membusuk.


Berbagai upaya telah dilakukan oleh petani, diantaranya adalah melaporkan kejadian ini kepada pemerintah desa dan instansi terkait, sayangnya hingga saat ini belum ada tanggapan dari mereka. Selain itu juga para petani membiarkan tanah bekas lahan pertanian mereka untuk di hutankann dengan tujuan untuk mengembalikan kesuburannya selama 2 tahun (4 musim tanam) akan tetapi setelah di tanami hasilnya tetap sama. Adapula yang berusaha dengan membuka lahan baru.


Keiginan untuk tetap bertani bawang masih sangat besar, namun ada keraguan jangan sampai hasilnya akan sama. Ketersediaan bibitpun menjadi kendala karena harga bawang yang tinggi dan kualitasnya yang di ketahui petani.

Untuk menutupi kebutuhan hidupnya ibu-ibu petani bawang di Pajam beralih profesi sebagai pengrajin tenun. Meski pada awalnya tenun hanyalah pekerjaan sambilan, kini mereka menjadikannya sebagai profesi utama. Lahan yang dulunya di tanami bawangpun kini di tanami umbi-umbian seperti kano, ubi kayu dan ubi jalar. (Vatallolo Fm)

Hujan Es Kejutkan Warga Mekar

MEKAR - Sebuah Fenomena Alam Hujan Es mengejutkan Masyarakat Desa Mekar Kecamatan Soropia  Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara pada Minggu malam  (27/02/2011). Penomena alam ini terjadi sekitar pukul 20:15 Wita.
Awal mula peristiwa alam ini bermula mendung hitam yang disertai dengan petir dan kilat menghiasi langit sekitaran Desa Mekar, setelah itu turun hujan deras yang disertai dengan angin kencang. Hujan Es diketahui oleh warga setelah keluar rumah dan menemukan butiran es di halaman rumah mereka masing-masing. Menurut Emi seorang warga mekar menuturkan dia menemukan beberapa butiran es yang jatuh bersamaan dengan hujan deras yang turun.

Fenomena hujan es ini tak urung membuat panic warga mekar karena baru pertama kali terjadi sepanjang mereka bermukim di daerah perkampungan Bajo ini. (Rosmin Pst Fm)

Berburu Bintang Laut Berduri Bersama Dewara

KALEDUPA - Paa' olo begitulah masyarakat desa Darawa menyebutnya. Binatang ini berduri dan beracun. Bintang laut ini sangat membuat kawatir nelaya, Karena pertumbuhan dari bintang laut ini sangat cepat, selain dari bertelur juga Bagian- bagian yang terkecil dari tubuhnyapun akan hidup satu bintang laut yang utuh.
Oleh Sebab itu pada tanggal 22 januari 2011 anggota kelompok Dewara dan Forkani mengangkat bintang laut berduri dari laut di sekitar desa Darawa. Lebih dari seratus ekor bintang lautyang diangkat untuk dibawa ke darat. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan bintang laut.

Jumani, ketua kelompok Dewara mengatakan kegiatan mengangkat bintang laut ini bukanlah hal yang pertama, karena meski dilakukan sendiri-sendiri anggota kelompok melakukannya sebagai bagian dari agenda bersama untuk melakukan pengawasan terhadap sumber daya alam mereka. Kegiatan ini bertujuan agar nelayan terhindar dari racun bintang laut berduri. Nelayan gurita juga dapat mencari gurita tanpa rasa was-was.Selain itu pembasmian paa' olo ini adalah untuk menjaga kelestarian terumbu karang karena binatang ini terkenal juga sebagai pemangsa karang.
Kegiatan yang berkaitan dengan perlindunganterhadap sumber daya alam ini telah lama dilakukan oleh kelompok ini sejak dulu.
Mereka telah sepakat untuk memerikasa semua alat tangkap yang digunakan oleh nelayan yang datang dari luar desa Darawa. Bahkan sudah beberapa kali mereka menangkap nelayan luar yang menggunakan alat tangkap yang tidak di perbolehkan. Selanjutnya mereka serahkan ke pihak yang berwajib. Sayangnya kegiatan ini belum sepenuhnya mendapat dukungan dari masyarakat diluar kelompok, karena itulah Jumani berharap masyarakat yang bukan anggota kelompokpun mau terlibat dalam pengawasan sumber daya alam demi kelangsungan hidup masyarakat Darawa.(Vatallolo Fm)

BTricks

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger